Minggu, 26 Agustus 2012

Guru Era Reformasi


Profil Guru di Era Reformasi
oleh Sugeng Rianto

Guru merupakan salah satu unsur dalam sistem pendidikan. Keberadaanya diyakini sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Selain guru, masih banyak faktor penentu keberhasilan pendidikan lainnya, misalnya siswa, kurikulum, sarana dan prasana, manajemen pendidikan. Namun demikian, peran guru diyakini sangat besar mengingat guru dan juga siswa termasuk faktor yang terlibat langsung dalam interaksi belajar mengajar dikelas.
Membicarakan guru termasuk membicarakan sesuatu  yang tidak akan ada habis-habisnya. Selain disebabkan oleh faktor manusia, juga disebabkan oleh arus besar perubahan pertama di era globalisasi yang membuat tatanan dunia ini semakin transparan. Transformasi nilai budaya, sosial, agama, dan nilai-nilai lainnya semakin cepat dan menggunakan sarana yang canggih. Transformasi nilai itu juga akan dialami oleh para siswa dan para guru sehingga mau tidak mau mereka akan turut larut dalam arus besar perubahan itu.
Peran guru dalam proses belajar dan mengajar masih sangat penting. Di dalam proses belajar dan mengajar guru akan melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi serta internalisasi etika dan moral. Dengan demikian, tidaklah berlebihan apabila sejumlah masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan akan lebih mengarahkan  perhatian-nya pada beberapa aspek yang berkaitan dengan guru.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan guru biasanya berkisar pada persoalan internal keguruan, yaitu kurang memadainya kualifikasi dan kompetensi guru, kurangnya tingkat kesejahteraan guru, rendahnya etos kerja dan komitmen guru dan kurangnya penghargaan masyarakat terhadap provesi guru. Memang diakui, pemerintah beserta masyarakat telah melakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan problematika seputar masalah keguruan. Namun, sejauh ini masih saja terus muncul persoalan-persoalan baru.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan performa keguruan adalah dikeluarkannya peraturan pemerintah (PP) RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Di dalam PP tersebut diantaranya dibahas tentang standart pendidik yang disebut dalam Bab VI pasal 28 s.d. pasal 34.
Pendidik harus memiliki kualifikasi  akedemik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan kualifikasi akademik pendidik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
 Disamping memiliki kualifikasi akedemik, pendidik juga harus memiliki kualifikasi kompetensi yang maliputi empat hal, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Dengan kedua kualifikasi diatas, seorang guru akan tampil percaya diri, bertanggung jawab, dan memilki semangat pengabdian yang tinggi dalam rangka mencerdaskan anak bangsa
Terlepas dari berbagai kelebihan dan kelemahan dunia guru, kita harus menyadari, mengakui, dan menerima kondisi guru saat ini apa adanya. Yang paling penting harus kita lakukan adalah menyiapkan sosok guru masa depan yang sesuai dengan tuntutan reformasi pendidikan yang sekarang ini sedang bergulir dan diusahakan serta didukung oleh banyak elemen masyarakat.
Dua Tantangan Eksternal Guru
Guru masa depan akan dihadapkan pada dua tantangan eksternal. Pertama, krisis etika dan moral anak bangsa. Kedua, tantangan masyarakat global. Krisis etika dan moral anak bangsa masih menunjukkan hal yang memperhatinkan. Masih sering kita jumpai tindakan anarkis yang dilakukan oleh anak bangsa. Dalam menyampaikan aspirasi, banyak diantara mereka yang tidak mengindahkan nilai-nilai moral dan nilai agama yang menjadi ciri khas bangsa kita. Mereka lebih mendahulukan emosi daripada hati nurani dan budi pekerti. Hal itu termasuk imbas dari masyarakat global. Transformasi sosial budaya dengan cepat terserap oleh generasi bangsa tanpa ada filter yang tangguh dan efektif.
Era globalisasi yang sebentar lagi kita masuki akan ditandai oleh beberapa kata kunci, seperti kompetisi, transparansi, efisiensi, kualitas tinggi, dan profesionalisasi. Oleh karena itu, peran guru masa depan harus diarahkan untuk mengembangkan tiga intelegensi dasar siswa, yaitu intelektual, emosional, dan spiritual. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut, maka sosok guru masa depan harus mampu bekerja secara prefesional yaitu secara ekonomis terjamin kesejahteraannya, dan secara politis terjamin hak-hak kewarganegaraannya.
Guru Profesional
Di era reformasi ini seorang guru dituntut tampil secara profesional. Guru yang profesional harus memiliki standar kompetensi minimal, yaitu memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai , memiliki kompetensi keilmuan sesuai denagn bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dengan anak didik, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya.
Guru yang prefesional tidak hanya memerankan diri sebagai pengajar (teacher), tetap berperan juga sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor), dan manajer belajar (learning manager). Sebagai pelatih , seorang guru akan berperan seperti pelatih olah raga. Ia mendorong siswanya menguasai alat belajar, memotivasi siswanya untuk belajar giat dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu siswa menghargai nilai belajar dan pengetahuan.
Sebagai pembimbing, guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban siswa. Sebagai manajer belajar, guru akan membimbing siswa belajar, memunculkan ide-ide segar dan cemerlang yang dimilikinya. Dengan ketiga peran itu, diharapkan para siswa dapat berkembang secara maksimal dalam situasi yang menyenangkan. Disamping itu, para siswa juga terdorong untuk menemukan keilmuan dan teknologi yang inovatif sehingga mampu bersaing dalam masyarakat global.
Sebagai perimbangan terhadap tuntutan guru di era reformasi, semua pihak juga harus memikirkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru harus senantiasa ditingkatkan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara memadai. Seorang guru dalam bekerja hanya semata-mata mengabdikan dirinya untuk kepentingan profesi dan masa depan anak bangsa tanpa harus memikirkan masalah ekonomi diri dan keluarganya. Tidak ada lagi guru yang ‘ngobjek’ pada pekerjaan lainnya karena tuntutan kebutuhan ekonomi karena pasti akan menganggu profesinya sebagai guru. Belum lagi berefek pada kredibilitas guru di mata para siswa.
Kabar paling mutakhir berkaitan dengan upaya menyejahterakan guru adalah adanya good will pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memberikan apresiasi terhadap tingkat kesejahteraan para guru saat ini. Menurut beliau, kesejahteraan yang diterima oleh para guru sudah tidak layak lagi dan telah menaikkan tingkat kesejahteraan guru. Apalagi, seiring dengan pencabutan subsidi BBM, pemerintah akan mengalokasikan dana tersebut dibidang pendidikan, tentunya juga untuk menyejahterakan guru.
Yang juga tidak kalah penting untuk melengkapi profil guru di era reformasi adalah hak-hak politik guru. Selama tiga dekade, guru dan warga sekolah dihadapkan pada pilihan politik yang kurang menguntungkan. Hak-hak politik seperti hak berkumpul, menyatakan pendapat, dan menyalurkan aspirasi politiknya kurang mendapatkan perlakuan yang selayaknya. Guru masa depan harus terbebas dari upaya-upaya pihak tertentu untuk memanfaatkan mereka dalam lingkaran politik praktis. Hak-hak politik guru harus dikembalikan seperti layaknya hak politik warga negara lainnya.
Di bidang politik, guru dibenarkan tidak netral dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Akan tetapi, ketidaknetralan guru itu jangan sampai ditampakkan di hadapan para siswanya. Akan lebih baik jika ketidaknetralan guru hanya ketika dibilik suara. Hal ini harus dipahami bahwa guru adalah pendidik semua anak bangsa sehingga tidak dibenarkan bila guru mengarahkan pilihan politik anak didiknya sesuai dengan pilihan politik guru.       

--Semoga Sertifikasi Guru berwujud TPP semakin memotivasi guru lebih maju---

Cerita Rakyat daerah Krian Sidoarjo


Legenda :
PUTRI  TERUNG
RADEN AYU PUTRI SUNDARI CEMPOKOWATI
(RADEN AYU PUTRI PECATTONDO TERUNG)
Dirangkum oleh Sugeng Rianto, S.Pd

A.    LEGENDA TUTUR TINULAR TERUNG PECATTONDO
Disusun oleh W. Soekaryadi Kertoatmodjo dari Bpk. Muslimin Kertodiwongso dari Mbah Tasim Hadiwijaya dari Buyut Tasirah dari Canggah Duplong, masing-masing mantan Lurah/Kepala Desa Terung Kec. Krian, Kab. Sidoarjo. Publikasi untuk kalangan terbatas.
a.       Prabu Brawijaya V (Prabu Kertobumi)-Raja Majapahit memiliki putra dari garwo selir, putra laki-laki diberi nama Raden Haryo Damar (R. Aryo Damar), yang setelah dewasa dan karena kesaktiannya bisa menumpas bajak laut di Selat Malaka (wilayah kekuasaan Majapahit) atas perintah ayahandanya yakni Brawijaya V, maka R. Aryo Damar diberi kekuasaan menjadi Adipati (Bupati) Palembang.
b.      Prabu Brawijaya V juga menikahi Putri Campa (Putri Cempo)-negeri Campa/Kamboja,  bernama Putri Dwiworowati atau putri Dwarawati. Di saat hamil 3 bulan, karena hasutan garwo selir yanglain, maka putri Cempo diungsikan ke Palembang dititipkan ke Aryo Damar hingga melahirkan putra yang diberi nama Raden Patah. Secara hirarki keturunan, maka R. Aryo Damar adalah kakaknya R. Patah sesama satu ayah yakni Brawijaya V.
c.       Saat R. Patah berusia 7 tahun, Prabu Brawijaya V “tilik sambang” ke Palembang sekaligus menghadiahkan permaisuri putri Dwarawati kepada R. Aryo Damar agar menikahi putri Cempo. Sabdo Pendito Ratu, R. Aryo Damar “sendiko dawuh” menerima, lalu Prabu Brawijaya V berpisah di satu tempat dekat Palembang yang kemudian tempat tersebut diberi nama Prabumulih (Sang Prabu mulih/pulang kembali ke Majapahit). Selanjutnya, Raden Aryo Damar bersama putri Cempo memiliki putra yang diberi nama Raden Kusen. Secara hirarki keturunan, maka Raden Kusen adalah adik dari Raden Patah (sesama ibu lain ayah).
d.      Saat usia remaja, Raden Patah dan Raden Kusen dipanggil menghadap Prabu Brawijaya V agar keduanya belajar/berguru ke Kotaraja Majapahit. Raden Kusen bersedia dan menjadi asuhan Prabu Brawijaya V, sedangkan Raden Patah menolak lalu belajar mendalami agama Islam yang mulai berkembang saat itu dan berguru kepada Raden Rahmattullah yaitu Sunan Ampel di Ngampeldento. Ngampel dari kata “ngampil” adalah  tempat pinjaman dari Prabu Brawijaya V kepada R. Rahmat untuk mendirikan pesantren-padepokan pengajaran agama Islam yang kemudian berkembang sebagai wilayah di Surabaya.
e.       Setelah dewasa, Raden Patah ditugaskan oleh R. Rahmat agar berdakwah kearah barat hingga menemukan daerah di tengah hutan Bintoro yang memiliki glagah (bunga tebu) yang berbau wangi, nama tersebut akhirnya dijuluki Glagahwangi. Tempat ini oleh para wali (Wali Songo)-tokoh penyebar agama Islam di Tanah Jawa- kemudian menjadi pusat pemerintahan kesultanan Islam yang pertama yaitu Demak Bintoro dengan Raden Patah sebagai Sultan Demak I. Saat yang bersamaan, Kotaraja Majapahit tengah berkecamuk perebutan kekuasaan antara Brawijaya V menghadapi Minakjinggo (adipati Wirobhumi) dari Blambangan (pemberontakan yang bisa ditumpas oleh Damarwulan (suami Ratu Kusuma Wardhani putri Raja Hayam Wuruk). Juga dari serangan Kerajaan Kediri dipimpin Prabu Girindra Wardhana.
f.       Sedangkan perjalanan Raden Kusen di Kotaraja Majapahit, ia langsung digembleng oleh eyangnya yaitu Prabu Brawijaya V. karena ketekunan dan kepiawaian olah tanding, maka Raden Kusen kemudian diangkat sebagai Adipati TERUNG (satu wilayah yang sekarang menjadi desa Terung kecamatan Krian, kabupaten Sidoarjo, dan tahun 1927 semasa pemerintahan colonial Belanda, Desa Terung dipecah menjadi Desa Terung Wetan dan Desa Terung Kulon. Perkiraan penelitian sejarah, lokasi Kraton Kadipaten Terung berada di baratnya Monumen Garuda pertigaan Desa Terung Wetan. Sebelah utaranya pertigaan Monumen Garuda, diyakini masyarakat sekitar sebagai Pasar Kembang-tempat berjualan bunga yang menjadi inti dari Tutur Tinular tentang Putri Terung ini.
g.      Akibat Perang Paregreg (perang saudara) antara Majapahit dengan wilayah kekuasaan yang memberontak yaitu Kadipaten Blambangan pimpinan Minakjinggo, hal ini melemahkan situasi Kotaraja Majapahit sehingga Raja Kediri  yaitu Prabu Girindra Wardhana dengan mudah merebut tahta kekuasaan Majapahit. Brawijaya V melarikan diri dan mendalami jati diri mendalami keyakinan Islam yang secara diam-diam telah dipeluknya, kemudian dengan para abdi setianya mengasingkan diri ke puncak Gunung Lawu hingga wafat (konon dianggap “muksa”/menghilang di puncak Lawu dan dijuluki Sunan Lawu/Hargo Dumillah/Argo Lawu, abdi setianya di makamkan sedikit di bawahnya di tempat yang disebut Argo Dalem.
h.      Pasukan Demak Bintoro berniat menyerbu Majapahit yang telah dikuasai Girindra Wardhana dengan mengutus Sunan Ngudung (ayahandanya Sunan Kudus) yaitu senopati perang Kasultanan Demak. Karena loyalitasnya terhadap Majapahit, Raden Kusen (bergelar Raden Husain Hadipati Terung Pecattondo) yang menghadapi serbuan tersebut dan akhirnya berhasil membunuh Sunan Ngudung di Kadipaten Terung dengan tombak, sehingga darahnya berceceran kemudian jasadnya dimakamkan di Troloyo-Trowulan dekat makam Syech Jumadil Qubro. Sebagian ceceran darah sunan Ngudung berada di sebelah utara Masjid Baiturrachim (sekarang) di Desa Terung Kulon, berada satu komleks dengan petilasan/pusaka Raden Kusen yang juga dikebumikan di tempat tersebut yang hingga kini banyak peziarah saat-saat tertentu.
i.        Walisongo mengetahui senopatinya kalah oleh kesaktian Raden Kusen, segera memerintahkan Raden Jakfar Shodiq (Sunan Kudus) putra Sunan Ngudung yang saat itu masih bocah agar mengganti peran ayahnya yang tewas. Raden Jakfar Shodiq dengan pasukan yang dibantu oleh kesaktian beberapa wali yaitu Sunan Kalihjaga, Sunan Giri, Sunan Gunungjati, membuat Raden Kusen berkecil hati kemudian mengibarkan bendera putih tanda takluk. Mengetahui bahwa Raden Kusen adalah adiknya sendiri, raden Patah sultan Demak memerintahkan kepada Raden Kusen  agar masuk memeluk agama Islam dan menjalankannya serta tetap melanjutkan memangku jabatan sebagai Adipati Terung Pecattondo di bawah pemerintahan Demak Bintoro.

B.     RADEN AYU PUTRI SUNDARI CEMPOKOWATI yaitu RADEN AYU PUTRI TERUNG PECATTONDO
a.       Raden Kusen yang bergelar Raden Haryo Terung Pecattondo memiliki putri bernama Raden Ayu Putri Sundari Cempokowati yang juga diberi gelar Raden Ayu Putri Terung Pecattondo. Gadis berusia 10 tahun ini memiliki jiwa mandiri dibuktikan dengan kebiasaan berjualan bunga di pasar. Diyakini oleh masyarakat sekitar bahwa pasar kembang tersebut berlokasi di sebelah utaranya pertigaan monument Garuda Desa Terung Wetan sekarang.
b.      Suatu ketika, Raden Haryo Terung Pecattondo (Raden Kusen) diberi tugas agar ke Kadipaten Blambangan oleh Kesultanan Demak Bintoro untuk mencari pusaka kerajaan yaitu pusaka Dapur Sangkelat yang hilang dicuri oleh Blambangan. Saat ramandanya berada di Blambangan, Raden Ayu Putri Sundari Cempokowati tetap berjualan bunga di pasar kembang Terung (kira-kira di rumah Mbah Matelat, sekarang). Namun sang putri lupa tidak membawa belati (pangot) untuk mengiris/memotong bunga (daun Pandan). Kebingungan tidak membawa belati, saat menoleh ke kanan-ke kiri, tiba-tiba sudah berdiri seorang pemuda tampan (konon diyakini adalah R. Makdum Ibrahim/Kanjeng Sunan Bonang/putra Sunan Ampel) sepertinya hendak membeli bunga. RAP Sundari Cempokowati menyapa lebih dulu:  “Apakah kisanak membawa pangot/belati? R. Makdum Ibrohim menjawab: “Betul Raden Ayu, saya membawa pangot”. “Bolehkah saya meminjamnya untuk memotong daun Pandan ini?”, tanya RAP Sundari Cempokowati kemudian. Si pemuda menjawab: “Silakan, asalkan pangotnya jangan dipangku (diletakkan di atas paha saat duduk)”. Di saat asyik dan sibuknya memotong-motong bunga, RAP Sundari lupa pangot/belati tersebut dipangku dan secepat kilat secara gaib hilanglah pangot/belati tersebut.  Secara bersamaan, saat kebingungan dengan lenyapnya pangot secara tiba-tiba, RAP Sundari mencari si pemuda yang tiba-tiba juga telah menghilang.
c.       Selang beberapa bulan, seiring kedatangan ramandanya yaitu Raden Kusen kembali dari memerangi Prabu Siunglaut dan patihnya Caluring dari Blambangan atas utusan dari kakandanya yaitu Raden Patah, RAP hamil dan tampak mulai membesar kehamilannya. Betapa terkejut dan marahnya Raden Kusen melihat kenyataan kehamilan sang putri secara misterius. Kendatipun sudah dijelaskan ikhwal kejadian saat berjualan bunga lalu lupa tidak membawa belati kemudian dipinjami pisau oleh pemuda misterius serta RAP Sundari sendiri selama ini tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun, sang Adipati Terung tetap tidak percaya, serta merta demi menahan malu bersumpah (Sabdo Pandito Ratu) akan menghukum sang putri dengan hukuman yang layak yaitu membunuhnya dengan pusaka Korowalang. Dalam hati kecil sang Adipati meskipun berat, namun karena telah “nibakno sabdo”, pendapat garwo adipati sendiri bahwa sang putrid tetap suci selama ini, tetap sumpah adipati harus dilaksanakan yaitu hokum bunuh kepada RAP Sundari Cempokowati.
Demi kesetiaan terhadap prinsip dan ketulusan hati serta kerelaan, juga demi dharma bhakti anak kepada orang tua, RAP Sundari Cempokowati rela dibunuh dengan permohonan:
a.       Hari eksekusi, sang putri memohon di hari Anggoro Kasih (Selasa Kliwon).
b.      Jika nanti setelah dieksekusi darahnya berbau wangi dan berwarna putih, pertanda ananda tetap suci dan tidak bersalah.
c.       Karena matinya dengan cara dibunuh ayahandanya sendiri, RAP Sundari Cempokowati memohon agar jasadnya dibuang saja ke Bengawan Terung.
Konon, tepat saat eksekusi mati di hari Anggoro Kasih, tiba-tiba darahnya berwarna putih dan berbau harum (wangi). Betapa terkejut/“getun” dan rasa bersalah yang luar biasa menghinggapi perasaan Adipati Terung melihat kejadian tersebut, yang ternyata sebenarnya RAP Sundari Cempokowati memang masih suci meskipun hamil secara gaib. Maka, demi memenuhi amanat sang putri, jasad RAP Sundari Cempokowati segera dilempar ke Bengawan Terung, dan ajaibnya air bengawan yang semula deras mengalir tiba-tiba terhenti seketika kendati dalam sekejap hal itu semakin membuktikan bahwa RAP Sundari Cempokowati benar-benar tidak bersalah. Tempat tepat jasad RAP Sundari Cempokowati yang tiba-tiba “gasik”/surut airnya, kemudian segera diberi batu nisan oleh para kerabatnya sebagai penanda pusara RAP Sundari Cempokowati. Tempat itulah yang hingga kini sering dikunjungi peziarah yang mengagumi akan nilai-nilai keluhuran budi yang diwariskan oleh RAP Sundari Cempokowati.
Setelah kejadian tersebut, Adipati Terung dijuluki Hadipati Pecattondo Terung. Begitu pula RAP Sundari Cempokowati diberi julukan Raden Ayu Putri Pecattondo Terung. Sebutan Pecattondo dimaknai : andaikata kehamilan RAP Sundari Cempokowati sampai 9 bulan 10 hari sebagaimana lazimnya, kelahirannya berwujud apa? Apakah ular naga? Pusaka? Atau Jabang bayi? Maka setelah dibunuh sulit ditebak atau tondonya PECAT/ONCAT/WURUNG. Alhasil juga diberi sebutan Raden Ayu Putri Oncat Tondo Wurung. Wallahu a’lam bissawab…


Rabu, 15 Agustus 2012

Radio Pendidikan Spendaka FM 103,2 MHz


Radio Komunitas-Radio Sekolah SPendaka FM 103,20
Radio SMPN 2 Krian sidoarjo
Radio Spendaka FM dipancarluaskanpadafrequensi FM 103,2Megahetz, dilaunchingsejak 28 Oktober 2007, sekaligusmemperingatiHarsumpem (HariSumpahPemuda) yang ke 79. PembukaanawalmengudaralangsungdipimpinolehKepala SMPN 2 Krian, Sidoarjo Drs. H. M. Ghufron, M.PdsekaligussebagaiPenanggungJawab.Sebagai radio komunitas yang memilikijangkauansiardenganluas radius hingga 8 KM, Spendaka FM radio sekolah/radio pendidikan SMPN 2 Kriankehadirannyasangatmenyemarakkankehidupan broadcasting di kawasanKriandansekitarnya. Ide dasarbermuladari Drs. H. Suhardi (guru Matematika), penatateknikSueb Rizal, S.Pd (guru Matematika), programmer (piñata program siaransekaliguspembimbingsiswa/siswipenyiaradalahSugengRianto, S.Pd (guru Kesenian) dibantu Sri Suharmi, S.Pd (guru bahasa Indonesia).
Melaluiujisiarperiodesebelumnya, dengandanadarioperasionalsekolah (BOS) sebagai SSN (SekolahStandarNasional),setelahdilaunchingmakalangkahlanjut di sampingmenataefektifitasdankeajegan program siaran, keberadaanSpendaka FM sebagai Radio Pendidikan SMPN 2 KrianjugasudahdilaporkansertatelahmendapatijindariDinasPendidikanKabupatenSidoarjosertaDinasInfokom (InformasidanKomunikasi) kabupatenSidoarjo.BahkantakkurangdariRapendik (Radio Pendidikan) propinsiJawaTimurjugaberkenanmengunjungisertamemberikanarahanbagaimanaseyogyanya radio pendidikan/radio sekolahdikelola.Praktis, tinggallangkahmengajukanperijinanke KPID (KomisiPenyiaran Independent Daerah) JawaTimur yang belumdiproses. Hal inimemangmekanismenyademikian, yaknisetelahujisiardalamkurunbeberapatahun, jikakualitassiaran radio masihtetapeksismakafihak KPID sendiri yang akanturundanmemrosesperijinannya.
Syahdan, dalamkurunsekitar 2 (dua) tahunsejak 2007 hingga 2009, Spendaka FM Radio SMPN 2 Krianbenar-benarmenjadiikon radio komunitas yang digemarikalanganmudahinggadewasa. Beberapa program siaran yang khasSpendaka FM meliputi:
1.      Panbers (miripnama band tenar era 1980an)-PengantarAndaBerangkatSekolah, siaranpagihari
2.      Palangmerah-PengantarAndaPulangMenujuRumah, jam siaransiangseiringsiswapulangkerumah
3.      Regular-RequesLaguPopuler, jam siaransaatistirahatsekolah.
4.      ASRI-AnglarasCampur Sari, ikonpelestarianbudayaJawamelaluilelagoncampursari.
5.      Ammpibi, AtensiMusikMingguPagiBerseri
6.      MUMMI, MusikMalamMinggu
7.      Amuba, AtensiMusikUntukMenemaniBelajarAnda, setiapmalamsaat jam belajar di rumah
8.      Indah, program siaranberisi “Informasi Dari Sekolah”-info public
9.      Berkuda, BelajardanKreatif di Udara, siaran live interaktifcarasuksesdalambelajar
Dan banyak program siaran lain yang sifatnya live-siaranlangsungseperti even memperingatiMaulidNabi Muhammad SAW: GebyarTakbirIdulFitridanIdulAdha; HUT RI; Reuni IKA Spendaka (ReuniIkatan Alumni SMPN 2 Krian); dll.

Minggu, 12 Agustus 2012

Juara Lomba Seni HUT RI Ke 67 Th 2012


PANITIA LOMBA KESENIAN TINGKAT SD/MI; SMP/MTs dan SMA/MA/SMK
PERINGATAN HUT RI KE 67 TAHUN 2012
UPTD CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KRIAN, SIDOARJO
JL. Ki Hajar Dewantara Krian ( (031) 8972125, Kode Pos 61262

DATA PEMENANG LOMBA KESENIAN HUT RI KE 67 TAHUN 2012
UPTD CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KRIAN, SIDOARJO
KEGIATAN LOMBA SESUAI JADWAL PELAKSANAAN
1.       LOMBA BACA PUISI/ MUSIKALISASI PUISI
A.      PELAKSANAAN :
Kamis, 26 Juli 2012 di Ruang PKG UPTD Cabdin Diknas Kec. Krian pukul 08.00 sampai selesai
B.      DEWAN JURI : 1) Bambang Setyobudi, 2) Hartono, 3) Rachmi Latifah
C.      JUARA LOMBA BACA PUISI TINGKAT SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK
1.C.1 TINGKAT SD/MI
PUTRA:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pa
09
740
MOH. FIROS MAKKI
MI AL AHMAD KRIAN
II (Dua) Pa
02
727
FIKRON AHMAD A.
MI Mambaul Ulum
III (Tiga) Pa
10
721
ALAM RAHMATULLOH
SDN KRIAN IV
PUTRI:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pi
20
755
IZMA MILAFATMA
MI Miftahul Ulum
II (Dua) Pi
09
745
ALINA AYU ILMIAH
MI AL AHMAD
III (Tiga) Pi
02
735
FARASANIA ZAIN
MI Mambaul Ulum

1.C.2 TINGKAT SMP/MTs
PUTRA:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pa
04
786
AVRI RAMADANI
SMPN 1 KRIAN
II (Dua) Pa
05
769
ADAM  E.R
SMPN 2 KRIAN
III (Tiga) Pa
03
754
KRISTIVAYA
SMP KATOLIK KRIAN
PUTRI:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pi
11
782
AMBAR PRATIWI
SMPN 2 KRIAN
II (Dua) Pi
04
764
NOVIANA
SMPN 1 KRIAN
III (Tiga) Pi
07
757
KARISMA SABILA
SMP AL ISLAM KRIAN

1.C.3 TINGKAT SMA/MA/SMK : MUSIKALISASI PUISI
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (SATU)
04
1027
TIM
SMAN 1 KRIAN
II (DUA)
03
1000
TIM
SMA KATOLIK KRIAN
III (TIGA)
05
965
TIM
SMA AL ISLAM KRIAN

2.       LOMBA NYANYI TUNGGAL
Tema Lagu Nyanyi Tunggal : Lagu Perjuangan Indonesia
A.      PELAKSANAAN :
Sabtu, 4 Agustus 2012 di Ruang PKG UPTD Cabdin Diknas Kec. Krian pukul 08.00 sampai selesai
B.      DEWAN JURI: 1) Drs. Agapitus Sismadi, 2) Dra. Sri Amini, 3) Dra. Mudjiati
C.      JUARA LOMBA NYANYI TUNGGAL TINGKAT SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK
2.C.1 TINGKAT SD/MI
PUTRA:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pa
08
920
ALAM RAHMATULLOH
SDN KRIAN IV
II (Dua) Pa
06
915
VANES ARIF SANTOSO
SDN KRIAN III
III (Tiga) Pa
23
900
RAHMAD VIKI ARMANSYAH
SDN JERUK GAMPING
PUTRI:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pi
20
890
DIAJENG BELLA YASINTA
SDN KRATON
II (Dua) Pi
23
880
STEFANI MILANIA
SDN JERUK GAMPING
III (Tiga) Pi
16
845
FELICIA ROSALINA
SD KATOLIK KRIAN

2.C.2 TINGKAT SMP/MTs
PUTRA:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pa
13
905
CRIS ZEFANYA
SMP KATOLIK KRIAN
II (Dua) Pa
09
865
ACH. ZUARDI SUTIYONO
SMPN 2 KRIAN
III (Tiga) Pa
05
855
Aditya Asdukhan Alfiatih
MTs. Nurul Hidayah
PUTRI:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pi
09
925
MIA AMELIA
SMPN 2 KRIAN
II (Dua) Pi
13
890
ANY JESELLIN
SMP KATOLIK KRIAN
III (Tiga) Pi
05
865
EKA PRATIWI
MTs NURUL HUDA

2.C.3 TINGKAT SMA/MA/SMK
PUTRA:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pa
06
860
CHRISTADA
SMA KRIAN 1
II (Dua) Pa
08
795
DIMAS PRAKOSO
SMA KRIAN 1
III (Tiga) Pa
07
790
DEVIN MAULANA
SMA KRIAN 1
PUTRI:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu) Pi
05
900
CITRA ZAHWA KA.
SMA AL ISLAM KRIAN
II (Dua) Pi
06
860
RURY DYAH PITALOKA
SMA KATOLIK KRIAN
III (Tiga) Pi
01
855
NANDYA WATI
SMA Wahid Hasyim


3.       3. LOMBA KARAOKE
Tema Lagu Karaoke : Lagu Wajib/Perjuangan Indonesia & Lagu Daerah Nusantara
    PELAKSANAAN :Selasa, 4 September  2012 di Pendopo Eks Kawedanan (Depan Polsek)   Krian pukul 08.00 sampai 12.00
            DEWAN JURI : 1) Sri Amini, 2) Mudjiati, 3) Iis Dian Susanti
           Kejuaraan I, II, III mencakup pa (putra) dan pi (putri)
          JUARA LOMBA KARAOKE TINGKAT SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK
.C.1 TINGKAT SD/MI
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu)
15
890
VANES ARIF SANTOSO
SDN KRIAN III
II (Dua)
07
865
ALAM RAHMATULLOH
SDN KRIAN IV
III (Tiga)
08
860
ASTI MELINDA SARI
SDN KRATON, KRIAN

C.2  TINGKAT SMP/MTs
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu)
10
920
ACH. ZUARDI  S.
SMPN 2 KRIAN
II (Dua)
03
900
DEVAYANTI
SMPN 1 KRIAN
III (Tiga)
08
870
GITA PUSPITA SARI
MTs NURUL HIDAYAH

C.3 TINGKAT SMA/MA/SMK
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA
ASAL SEKOLAH
I (Satu)
05
940
JULINAR CHERISH  W.
SMAN 1 KRIAN
II (Dua)
09
915
RURI DYAH PITALOKA
SMA KATOLIK Untung Surapati
III (Tiga)
07
890
SITI MAUSTIANI
SMA AL ISLAM

  
4.       Lomba Tari Kreasi  Baru
Pelaksanaan : Kamis, 6 September 2012 di Pendopo Eks Kawedanan Krian mulai pukul 08.00 sampai 12.00
DEWAN JURI: 1) Kentuk Wahyuningsih, S.Pd (Guru Tari SMPN 1 Wonoayu)  2) Dinik Purwati  (Guru Tari SMPN 2 Wonoayu),  3) Mudji Irianti, S.Pd (Guru Tari SMPN 2 Taman
JUARA LOMBA TARI KREASI BARU TINGKAT SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK
a. Juara Tingkat SD/MI:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA TARI
ASAL SEKOLAH
I (Satu)
07
1057
Tari Bandeng Nener
SDN Sidomulyo 2
II (Dua)
03
1040
Tari Kemewet
SDN Krian IV
III (Tiga)
06
1017
Tari Burung Pisen
SDN Krian III

b. Juara Tingkat SMP/MTs :
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA TARI
ASAL SEKOLAH
I (Satu)
05
1044
Tari Turonggo Kemayu
SMPN 2 Krian
II (Dua)
06
1033
Tari Ogek Manis
SMPN 1 Krian
III (Tiga)
04
887
Tari Soyong
SMP Nusantara Krian

c. Juara Tingkat SMA/MA/SMK:
JUARA
NOMOR
UNDI
JUMLAH
NILAI
NAMA TARI
ASAL SEKOLAH
I (Satu)
04
1057
Tari Kreasi Indonesia Spekta
SMK Krian 2
II (Dua)
03
918
Tari Soyong
SMK Krian 1
III (Tiga)
-
-
-
-